Kamis, 16 April 2015 | 18:09 WIB
Gelaran iB Vaganza kata dia merupakan Expo Industri Keuangan Syariah Nasional, bertempat di salah satu mal terbesar di Bengkulu. "Kami menargetkan bersama seluruh perbankan syariah nasional dan lainnya dalam iB Vaganza mampu mengumpulkan dana dari rekening baru sebanyak Rp 25 miliar selama empat hari itu. Selain itu, event ini sebagai media untuk menggenjot masyarakat untuk mengenali dan memahami mekanisme perbankan syariah," kata Fauzi, Kamis (16/4/2015).
Dana nasabah dengan target Rp 25 miliar itu didapat dari asumsi per satu bank syariah terbuka rekening baru sekitar 4.000 rekening. "Ada 24 stand yang disediakan, diikuti oleh perbankan syariah, perusahaan asuransi syariah, dan pelaku bisnis lainnya, acara dikemas dengan beragam kegiatan, termasuk talkshow soal perbankan syariah, presentasi perbankan, festival musik, dengan menghadirkan banyak artis nasional," lanjut dia.
Fauzi mengatakan secara nasional, hanya lima persen jumlah akses masyarakat terhadap perbankan syariah. Sementara, akses masyarakat terhadap bank konvensional sudah mencapai 95 persen.
Selanjutnya itu, Fauzi membeberkan beberapa keuntungan perbankan syariah, yakni dikenal istilah ekuivalen (setara bunga dalam bank konvensional) dalam bentuk angsuran fixed atau ekuivalen tak berubah hingga akhir kesepakatan. "Ini satu contoh bedanya dengan perbankan konvensional," jelasnya.
Keuntungan selanjutnya, perbankan syariah relatif lebih tahan terhadap guncangan ekonomi global. Kenyataan ini terlihat, kata dia, saat krisis ekonomi 2008, perbankan syariah relatif lebih stabil karena produknya tak bermain di bisnis derivatif yang spekulatif. "Perbankan syariah tak menanamkan investasinya di produk derivatif, spekulasi, 80 persen diinvestasikan di dalam negeri jadi nasabah aman," ungkapnya.
Keuntungan terakhir ia menambahkan, deposito perbankan syariah dua persen lebih tinggi dibanding bank umum. Selain itu, ia menyontohkan, Malaysia merupakan negara yang perbankan dan ekonominya berbasis syariah, relatih lebih aman dari guncangan ekonomi global. Sementara, hasil investasi syariah justru semakin tinggi didapat dari negara- negara Arab dan Timur Tengah.