Sunday, 12 February 2017

Nabi Bukan Manusia Biasa

Hasil gambar untuk nabi bukan manusia biasa

Pada pertemuan yang lalu sudah kita jelaskan bahwa para ulama para pewaris nabi saja memiliki kedalam ilmu, kesiapan bathin yang begitu tinggi untuk menafsirkan Al Qur’an kalam Allah, demikian pula untuk memahami hadis Nabi-nya. 


Imam-imam kita ulama-ulama kita as shalihin min ahli wilayah, yang salih dan termasuk kelompok wali-wali Allah, kekasih Allah itu selalu hatinya tidak pernah lupa kepada Allah Swt. Selalu membawa an ta’budallah ka anaka tara faillam takuntara fainnahu yarak (beribdahlah engkau pada Allah seolah engkau melihat Allah dan jika tidak bisa sadarilah bahwa Allah melihatmu). Apalgi Rasulullah Saw selaku makhluk yang paling utama.

Makhluk Allah yang paling utama Sayyidina Muhammad Saw diberikan kelebihan-kelebihan oleh Allah Swt. Walaupun salah satu sifatnya basyarun mislukum, manusia seperti kalian, demikian satu ayat al Quran menyatakan. Tapi basyarun mislukum dalam ayat itu yang sudah dibatasi oleh Allah SWT keumumannya. Dengan apa? Yuha ilayya, aku diberi wahyu, dalam bagian ayat itu selanjutnya.

Jadi Yuha ilayya sudah memberikan membatasi keumuman yang ada pada; ‘qul innamaa ana basyarun mitslukum’.
Tetap dengan ada dasar Yuha ilayya “terbatas”, jadi pribadinya hanya dalam sedikit hal saja sama dengan manusia pada umunya, baik fisik, karakter,keerdasan, budi pekerti dan lain sebagainya.

Dengan adanya Yuha ilayya, jelas sudah menunjukan berbeda, sebab orang yang mendapatkan wahyu bukanlah sembarang orang, tidak sembarang basyar.

Walaupun disebut pada permulaannya; ‘ kana mislukum’, nabi adalah manusia seperti kalian, pasti mislukumnya, mitslukum mukhtarin, orang sepeti kalian tapi orang pilihan, al-muhtarin, al mahfudzin, yang dijaga, al ma’sumin, yang terpelihara, tidak bisa diakatakan sama.

Makanya apapun disini, tidak bodoh yang menurunkan wahyu dengan perintah qul innamaa ana basyarun mislukum. Lalu kenapa Allah Swt mengatakan qul innama ana basyarun mitslukum? Untuk menandaskan bahwa wahyu terakhir diturunkan pada seorang rasul dari golongan manusia seperti kalian, bukan jin bukan pula malaikat, yang bisa kalian tiru, dan kalian jadikan panutan. Wallahu’alam.

1 comment:

Unknown said...

Apa benar yuuhaa ilayya itu sbg pembatasan untuk membedakan manusia dg manusia lainnya, itu adalah makna ayat itu menurut Allaah?? Sedang kan pada lanjutan ayatnya itu sebagai keterangan syarat syarat jika manusia mau menjadi seperti nabi muhammad sbg uswah